Sudah lama memang terdengar dan menjadi pembicaraan beberapa
orang tentang cocoklogi yang merambat di Indonesia. Saya awalnya sangat kurang
sepakat dengan ilmu ini. Ilmu yang mencocok-cocokkan antara pernyataan dengan
fakta atau fakta satu dengan fakta lainnya. Dan kebanyakan pembuktiannya
terjadi karena ketidak sengajaan ataupun kebetulan.
Setelah saya coba browsing dan melihat beberapa artikel
mengenai cocoklogi ini, memang didasari oleh teori-teori konspirasi. Contohnya,
segala yang berbentuk segitiga atau bentuk mata adalah lambang freemason atau
illuminati. Jadi, apakah semua orang yang beratribut segitiga atau mata satu terindikasi anggota
freemason atau illuminati? Tentu tidak kisanak.
Ini menjadi bukti ketidak kritisan kita dalam mengungkapkan
kebenaran. Karena memang tidak ilmiah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Belum lagi sekarang anak-anak muda yang pragmatis sudah banyak yang mulai
mempraktekkan ilmu absurd ini mulai
mencocok-cocokkan sesuatu dan menarik kesimpulan dari kecocokan yang ada.
Contoh, istilah jomblo sama dengan sendiri, sendiri sama
dengan mandiri, mandiri itu nama bank, bank itu banyak duitnya. Kesimpulannya
jomblo itu banyak duit. Sungguh pernyataan yang sangat tidak jelas.
Belum lagi sekarang banyak ulama yang doyannya cocoklogi.
Mereka senang mecocok-cocokkan ayat-ayat suci dengan temuan fakta ilmiah
terbaru. Memang saya bukan ahli fiqh ataupun
penafsir Al-Quran. Saya percaya bahwa Al-Quran adalah pedoman hidup dan
pandangan hidup. Tapi dengan gampangnya kita mencocokkan semua hal, membuat
daya berfikir kritis dan ilmiah kita perlahan memudar.
Saya sepakat dengan penemu Theory of Everything, mbah
Stephen Hawking, tentang adanya hukum sebab-akibat. Mbah ini mengasumsikan
bahwa ruang-waktu, secara keseluruhan, harus mengikuti aturan sebab dan akibat.
Akibat ada karena adanya sebab. Begitu kira-kira.
Tapi saya coba untuk berfikir jernih dan adil sejak dalam
pikiran.
Beberapa contoh tadi memang membuktikan bahwa ada ketidak
singkronan dalam mencocokan sesuatu. Sehingga saya yang awalnya sangat anti
tentang ilmu cocoklogi ini terlalu subjektif dan gampang meyindir orang-orang
yang gemar mencocokkan sesuatu. Akhirnya saya membuka diri dengan cocoklogi.
Jika cocoklogi dipandang sebagai ilmu mencocokkan, maka
semua ilmu pengetahuan juga sering melakukan cocoklogi, terutama bidang sains. Sains
adalah pelaku cocoklogi terbesar sepanjang sejarah. Setiap yang dikatakan sains
semuanya cocoklogi.
Ketika sains menawarkan sebuah teori, maka teori sains itu
akan dianggap sebagai fakta ilmiah jika ada kecocokan di dalamnya. Contoh
kecepatan cahanya mbah Einstein. Dulu kecepatan cahaya hanyalah sebuah teori,
sekarang menjadi fakta ilmiah yang menyebut kecepatan cahaya 300.000.000 m/s.
Sebab ada kecocokan antara teori dan fakta.
Sains melakukan tindak cocoklogi.
Selain sains, coba kita cari dalam bidang sosial. Karl max
seorang panglima perang komunisme pernah berpendapat bahwa konflik yang selama
ini terjadi karena adanya pertentangan antara kelas proletar dan kelas borjuis.
Kemudian pendapat Marx ini dianggap cocok dengan fakta bahwa ada beberapa kasus
di dunia ini tentang konflik antara buruh dan pengusaha.
Saya akhirnya membuka diri karena ilmu sains bahkan ilmu
sosial juga mencocok-cocokkan sesuatu. Tidak ada ilmu yang tidak cocoklogi.
Mereka asyik mencocokkan antara teori dan fakta. Dengan cocoklogi pulalah kita
bisa hidup dan mempunyai peradaban yang maju hingga saat ini.
Sampai pada saya cukup percaya dan sering mengaplikasikan
cocoklogi.
Adalah saat tim nasional sepakbola Indonesia berlaga di
piala AFF. Saya sependapat dengan kebanyakan orang yang mengatakan nasib timnas
Indonesia sama dengan nasib timnas Portugal sampai akhirnya menjadi juara dalam
ajang sepak bola.
Di fase grup, timnas indonesia bersama thailand, filipina
dan singapura di grup yang sama. Pada laga perdana Indonesia dihajar thailand
dengan skor 4-2. Laga perdana yang kurang bagus. Setelah itu pertandingan
melawan tuan rumah filipina berakhir dengan skor imbang 2-2. Dalam 2
pertandingan Indonesia baru mengumpulkan 1 poin.
Sampai pada pertandingan terakhir fase grup melawan tim yang
cukup kuat, singapura. Timnas Indonesia yang tidak diunggulkan tertinggal satu
gol pada babak pertama. Yang membuat peluang untuk lolos ke semifinal semakin
berat karena jika kalah ataupun seri, Indonesia tidak akan lolos. Timnas
dituntut untuk menang. Babak kedua berjalan sampai pada menit-menit akhir
Indonesia bisa mencetak 2 gol dan berbalik unggul serta memenangkan
pertandingan.
Indonesia lolos bersama Thailand berhak maju ke semifinal.
Indonesia akan bertemu timnas vietnam yang notabane-nya juara grup sebelah.
Lagi-lagi timnas Indonesia tidak diunggulkan melawan vietnam. Berangkat ke
semifinal dengan terseok-seok di fase grup.
Semifinal punya sistem home
and away. Pertama dikandang Indonesia. Timnas berhasil membalikkan dugaan
publik dengan menang 2-1 dilaga pertama semifinal. Kemudian dilaga kedua di
kandang Vietnam, Indonesia dengan dramatis menahan imbang 2-2 tuan rumah dan
berhak untuk maju ke babak final.
Disitu saya makin percaya dengan cocoklogi. Karena timnas
Indonesia punya nasib yang sama dengan timnas Portugal. Terseok-seok dan tidak
diunggulkan. Tapi sama-sama maju ke babak final. Portugal menjadi juara dan
timnas Indonesia tinggal menunggu waktu.
Final piala AFF juga menganut sistem Home and Away. Indonesia akan bertanding melawan Thailand di final.
Pada pertandingan pertama di kandang Indonesia, Indonesia berhasil menaklukkan
thailand dengan skor 2-1. Kemenangan itu harus dibayar mahal dengan cideranya
Andik Vermansyah.
Semakin cocok dengan nasib portugal yang di final pada
menit-menit awal kehilangan Cristiano Ronaldo yang cidera dan akhirnya ditarik
keluar. Sepertinya Andik Vermansyah ingin me-Ronaldo-kan dirinya.
Gus Ulil Abshar-Abdalla juga memposting foto dalam twitternya,
mengatakan, “Dalam perhitungan santri Padepokan songo buono gasmi berdasarkan
hisab dan rukyat. Indonesia punya kans besar untuk juara Piala AFF 2016
mengalahkan thailand. Hal ini disebabkan laga final tahun ini terjadi di bulan
rabiul awal bertepatan dengan maulid nabi, dimana pasukan gajah dihancurkan
oleh pasukan burung. Itu artinya bahwa thailand dengan gajah putihnya akan
diserang burung garuda Indonesia.... Adapun realita diatas lapangan, hanya
Allah yang Maha Tahu.” Sangat cocok kembali bung!!!
Tapi bagai lebah yang merindukan bunga. Ekpektasi tidak sama
dengan realita. Timnas Indonesia dengan modal kemenangan kandang tidak mampu
membawa pulang Piala AFF dari kandang Thailand. Indonesia kalah dengan skor
2-0. Ilmu mencokkan dari awal berhasil hingga sampai ke final dan bersiap
mengambil kesimpulan, Indonesia kalah. Cocoklogi timnas portugal dan indonesia
tidak terjadi. Sangat menyedihkan timnas Indonesia, tim kebanggan Indonesia
kembali gagal merebut juara. Terus terang saya sangat sedih.
Disini, dan mulai saat ini saya akan sangat tidak percaya
lagi dengan ilmu mencocokkan sesuatu. Tai dengan cocoklogi, omong kosong dengan
cocoklogi, persetan dengan cocoklogi.
Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment