Wednesday 25 December 2013

Bukit Indah Paralayang

Cara saya menikmati hidup

Jumat malam itu di kota Malang sedang diguyur hujan lebat, saya beserta teman-teman sedang asyik ngopi di Pakde (panggilan akrab penjual kopi). Membicarakan banyak hal mulai dari hal terkecil sampai membicarakan kemajuan bangsa Indonesia. 

Pembicaraan tersebut mulai mengarah kemana-kemana entah mau kemana arah pembicaraannya. Saya dengan 3 temanku memang jika bertemu mempunyai banyak pembahasan untuk dibicarakan. Tetapi malam itu teman yang namanya Aldri mengajak ke paralayang sekaligus menjadi salam perpisahannya, entah untuk yang keberapa kalinya dia bilang ingin pulang.

Dan kemudian 'diimani dan diamini' oleh teman-teman yang lain.


Bersama Aldri (kiri)


Akan sepi rasanya jika jalan-jalan ini hanya kami ber-empat. Untuk itu Aldri yang dikenal mempunyai keahlian di bidang komunikasi dan informasi dengan cepat mengajak teman-teman yang mau ikut. 

Dengan cepat pula, sekitar 8 orang mengkonfirmasi untuk ikut, entah karena keinginan sendiri atau mungkin keahlian sang informan.

Alhasil, sudah 12 orang terkumpul. Mereka adalah Aldri, Adi, Yogi, Jarot, Ipink, Wahyu, Anci, Fina, Syifa, Nirma, Ifa dan saya sendiri. Mereka sebenarnya adalah korban dari perbuatan Aldri. 

Meskipun sudah satu setengah tahun berada di Malang, tetapi belum sekali pun saya menginjakkan kaki di bukit paralayang. Tanpa ada instruksi untuk bersiap, saya dan teman-teman sudah siap untuk berangkat. 

Dengan menggunakan 6 motor kami menyusur kota Batu yang dingin dan sunyi. Jalanan yang sepi membuat laju kendaraan kami hampir mencapai 120 km/jam. Ditemani lampu jalan yang mempunyai warna yang khas. 

Sampai di kota Batu, kami pun kemudian singgah di rumah keluarga teman kami, Yogi. Sangat kebetulan, waktu masih menunjukkan pukul 1 malam, sementara keinginan kami hanya mau melihat matahari terbit.

Banyak kelakuan aneh yang terjadi dirumah keluarganya Yogi. Mulai dari yang tidur sampai yang berbuat aneh. Ada yang asyik ngobrol dan ada yang asyik melamun. Bahkan ada yang sampai teman saya, Aldri, sibuk berfoto ria dengan menggunakan kostum polisi.

Jam dinding sekarang menunjukkan pukul 4.15.

Waktunya untuk melanjutkan perjalanan. Kurang lebih setengah sampai satu jam kita baru sampai puncak paralayang. Dengan tanjakan dan tikungan yang sangat tajam, dibayar dengan dinginnya puncak bersama kabut yang menyelimuti. Dingin sudah pasti sampai kekulit bahkan menembus tulang.

Tanpa menunggu waktu lama, kami kemudian mengambil pose masing-masing untuk berfoto. Ada yang berpose terbang sampai salto jungkir balik diatas bukit paralayang. Jarot sebagai juru foto mengabadikan jejak perjalanan kami. Sambil mengeluarkan bekal yang dibawa dari Malang.
Cara teman saya menikmati hidup

Kabut yang menyelimuti tadi perlahan kemudian menghilang dan menampakkan kota Malang dari atas bukit paralayang. Saya kemudian berdiri di sisi bukit dengan belaian angin dingin melihat lampu-lampu rumah yang masih menyala seperti kunang-kunang beterbangan.

Terasa sangat menyenangkan melihat kota Malang dari atas bukit paralayang dengan tertawa lepas bersama teman-temanku. 

Beginilah cara saya menikmati hidup ini.



Tuesday 10 December 2013

Omah Munir, Museum HAM Pertama di Indonesia


Munir merupakan aktivis sosial dan hak asasi manusia. Banyak pesan moral yang dapat dipetik dari sosok Munir. Mulai dari bagaimana beliau membela keadilan dan mengatakan suatu kebenaran. Untuk mengingat kembali perjuangan-perjuangan seorang Munir maka keluarga dan kerabat sepakat membuat museum Munir. 

Minggu, 8 Desember 2013 bertempat di Jln Bukit Berbunga No. 2 RT 4 RW 7 Sidomulyo Batu, sejuknya kota Batu menjadi hangat dengan dibukanya “Omah Munir”. Omah Munir merupakan museum HAM pertama di Indonesia. Didirikannya “Omah munir” ini diharapkan menjadi refleksi untuk pemuda-pemuda Indonesia dalam mengingat pikiran-pikiran dan perjuangan-perjuangan Munir. 

Turut hadir pula dalam acara pembukaan tersebut Wakil Walikota Malang, Walikota Batu, Wakil Walikota Batu, wakil dari DPR Malang, wakil dari Komnas HAM, Faisal Basri, Butet Kertanegara, aktivis dan LSM, serta beberapa tokoh nasional dan beberapa akivis mahasiswa lainnya. 

Dalam sambutannya, Butet Kartanegara mengatakan, “Ingatan itu pendek, tapi kebenaran itu akan panjang dan selamanya.” Beliau juga menghimbau kepada rakyat dan khususnya kepada para mahasiswa-mahasiswi sebagai ujung tombak penerus bangsa untuk mengatakan suatu kebenaran meski sekecil apapun”. 

“Saya mengingat seorang Munir itu adalah seorang yang memang memegang teguh prinsipnya, memperjuangakan hak-hak rakyat dan membela keadilan.” Ucap salah satu wakil dari komnas HAM dalam testimoninya. 

Jika kita melihat ke dalam museum, terdapat patung, monumen-monumen, penghargaan yang diraih oleh munir dan pemikiran-pemikiran serta perjuangan-perjuangan munir dalam membela hak asasi manusia semasa hidupnya. 

Diharapkan dengan adanya museum “Omah Munir” ini menjadi refleksi kepada rakyat Indonesia untuk membela keadilan dan mengatakan kebenaran. 

Monday 25 November 2013

Hanya Doa dan Asa

Tidak ada kata lain selain "terima kasih"
Dua kata yang menunjukkan ekspresi saya saat ini
Saat tidak ada daya untuk berbuat sesuatu
Melihat teman-teman dan saudara-saudara memberikan selamat kepadaku

Saya bukanlah orang yang ber-euforia 
dengan hari istimewa ini
Namun saya juga bukan orang yang tidak tahu terima kasih
Terima kasih atas doa kalian

Semoga saat ini....
Saya saya lebih bisa mengerti arti kedewasaan
Mengerti tujuan hidup
Dan memahami apa yang harus saya lakukan

Bisa hidup sampai sekarang
Juga merupakan hadiah yang sangat spesial
Kado yang tidak bisa diberikan oleh manusia lain
Terima kasih Tuhan...

Banyak orang mengatakan panjang umur
Tapi bagi saya...
Hidupku justru akan makin pendek
dengan bertambahnya usia

Sekali lagi...
Terima kasih Tuhan
Terima kasih Ayah dan Ibuku
Terima kasih teman-teman
Dan terima kasih untuk yang masih mengingatku 



Saturday 16 November 2013

Perjuangan Mahasiswa Indonesia, Apakah Cukup Sampai Disini?


gerakan,perjuangan,pemuda,mahasiswa,aktivis

Pemuda dan mahasiswa merupakan ujung tombak bagi perubahan bangsa ini. Pergerakan pemuda di Indonesia sangat terlihat saat mengusir para kolonial di masa penjajahan. Peran-peran para pemuda dan mahasiswa ketika beberapa peristiwa penting di Indonesia, terutama saat sang elit sudah bersikap apatis kepada rakyatnya. 

Pada awal sejarah perjuangan pemuda di tahun 1908, kala Boedi Oetomo mendirikan wadah perjuangan yang pertama kali yang memiliki struktur pengorganisasian modern di Jakarta. Wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya. Tujuan didirikannya perkumpulan Budi Utomo ini sejatinya adalah propaganda kemerdekaan Indonesia. Kehadiran perkumpulan Budi Utomo pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya. 

Kemudian sejarah Sumpah pemuda dicetuskan pada tahun 1928. Pada tahun 1923 itu mahasiswa-mahasiswa yang study di Belanda kembali ke tanah air. Mereka kecewa dengan kekuatan perjuangan-perjuangan di Indonesia. Melihat situasi politik yang dihadapi, mereka membentuk kelompok-kelompok study yang amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan pada waktu itu. Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah munculnya generasi pemuda Indonesia yang mencetuskan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa pergerakan-pergerakan pemuda sangat berpengaruh saat sebelum kemerdekaan dan sesaat sebelum kemerdekaan. Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan kehadiran kelompok-kelompok studi dan akibat pengaruh sikap bangsa Belanda yang menjadi liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kemudian dibentuklah PNI (Partai Nasional Indonesia). Dari PNI inilah kemudian cikal bakal diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Salah satu peran angkatan 1945 yang merupakan generasi kemerdekaan Indonesia. Dalam kasus ini pergerakan pemuda di motori oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Kemudian, dalam masa demokrasi liberal, seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) dan PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Khatolik Republik Indonesia) dengan partai khatolik. GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) berdekatan dengan PNI. CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) cukup dekat dengan PKI. Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia) dengan partai sosialis. PMII (Pergerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) berafiliasi dengan NU. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dekat dengan masyumi, dan lain-lain. 

Diantara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai kuat hasil pemilu 1955. Saat setelah itu mahasiswa membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) pada tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh menteri perguruan tinggi dan ilmu pendidikan. Beberapa organisasi mahasiswa saat itu adalah PMKRI, HMI, PMII, GMKI, SOMAL, Mapancas, dan Ikatan Pers Mahasiswa. Tujuan pendirianya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.

Pada tahun 1965-1966, para pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan orde baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan - gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu kemudian berada pada lingkar kekuasaan orde baru.

Pada tahun 1974 saat rezim orde baru sudah berdiri, gerakan mahasiswa meledak. Sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan orde baru. Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga BBM. Aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah kemudian apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat". Program utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM dan korupsi.

Pada oktober 1977, gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus. Gerakan mahasiswa tahun 1977-1978 ini tidak hanya berporos di jakarta dan bandung. Namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor, Palembang, dan Ujung Pandang. 28 Oktober 1977, 8 ribu mahasiswa menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!!!". Besoknya, semua yang berteriak raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat perang. Namun kembali tentram.

Puncaknya terjadi pada tahun 1998. Gerakan mahasiswa pada saat itu menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa presiden Suharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini diantaranya. Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

Praktis sejak peristiwa 1998-1999 atau yang biasa dikenal dengan era reformasi, berita atau kabar tentang pergerakan mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagai kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, KKN (kuliah Kerja Nyata), dies natalis, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun sering kali ada aksi protes. Tetapi tidak berdampak besar.

Pada era reformasi saat ini justru lebih banyak kebohongan yang terjadi dibanding era-era sebelumnya. Lebih banyak korupsi dari sebelumnya. Dan lebih parah lagi, lebih banyak Omong kosong didalamnya. Pemerintahan era reformasi dengan ideologi demokrasinya. 
Masih banyak yang harus dikerjakan mahasiswa pada saat ini. Terutama mencari kebenaran dan keadilan. Ini bukan masalah eksistensi angkatan, tapi masalah mencari yang mana yang benar dan yang mana yang salah.

Sejarah perkembangan Indonesia sangat dipengaruhi oleh peran pemuda dan mahasiswa  sebagai penerus bangsa. Pertanyaannya sekarang, perjuangan pemuda dan mahasiswa di Indonesia, apakah hanya sampai disitu? Atau cukupkah sampai saat ini? sejatinya hingga mahasiswa dapat mencari kebenaran dan keadilan yang sebenarnya.



Malang, 16 November 2013




Saturday 9 November 2013

Cerita Sore Hari



Senja sore hari di bawah payung kota Malang mengingatkanku akan sebuah janji-janji yang keluar dari mulut ini. Janji-janji kepada orang yang meliharkan dan merawatku akan sebuah perjuangan dan cita-cita. Mungkin sudah menangis melihatku seperti ini. Aku yang selalu banyak omong, berbasa-basi depannya, atau mungkin membohongi kedua orang itu. 

Senja saat ini menyandarkanku pada dinding batu tempatku beristirahat. Aku menutup mata. Terjaga sejenak dan mengingat kembali omong kosong yang telah ku lakukan. Sejenak aku berpikir untuk pulang ke kampung halaman dan menghilang dari jejak-jejak perantauan ini. Tidak. Itu bukan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah ini. Pulang bukanlah jalan satu-satunya untuk keluar dari masalah ini. 

Aku kemudian keluar ke dunia yang tak kenal logika. Melihat kiri-kanan, yang membuatku seperti orang tolol. Kulihat kursi taman yang berada di pojokan. Aku duduk sambil menyilangkan kaki dan bersender pada kursi itu. 

Tidak ada aktifitas yang berarti terjadi di hadapanku. Melihat sepasang kekasih bergandengan tangan atau anak kecil yang bermain bersama orang tuanya di taman ini. Setiap orang sepertinya sibuk dengan kesenangan masing-masing dan melupakan urusan yang lain.

Kulihat danau dengan airnya yang tenang bersama dengan angsa-angsa menari diatasnya. Mengingatkanku akan harmonisasi keluarga yang dipenuhi dengan kehangatan. Diselimuti dengan rasa kekeluargaan yang kuat. 

Awal perjalananku, melayang diatas laut yang menyambung Jawa dan Sulawesi, sangat bersemangat mencari ilmu sampai ke seberang pulau. Mencari jatidiri. Dan mencari arti kehidupan. Tapi seiring dengan berjalannya detik jam dan bergantinya hari, semua yang kujalani ini seperti sia-sia. Bukannya tanpa sebab, aku mengingkari sebuah komitmen awalku sebelum ini. Belajar dengan tekun. Tapi sudah menjadi takdir alam seperti ini.

Menyesal. Mungkin itu kata yang paling tepat menggambarkan sketsa yang ada di kepalaku saat ini. Ujian Tengah Semester hari ini aku tidak masuk. Aku sekarang menjadi seolah menjadi anak yang paling tidak berguna. Hanya membuang uang yang diberikannya setiap bulan. Mengantarku terhadap rasa bersalah yang sangat hebat.

Ujian siang hari masih bisa aku layani. Meskipun dengan terseret-seret. Tapi mungkin gaya gravitasi di tempat tidurku sangat kuat sehingga sulit untuk mengangkatku bahkan ke kamar mandi yang berada tepat di samping kamarku.

Kemarin aku sudah mendapat lampu kuning. Peringatan yang menandakan aku masih disayang olehnya. Peringatan yang kapan saja bisa langsung melemparkanku ke kampung halaman. Masih adakah kesempatan yang sudah diberikan olehku terjadi lagi tahun ini??? Hanya mereka yang tahu jawabannya. Orang yang telah bersusah payah mengirimku kesini.

Jika berpikir sejenak, sangat besar besar beban yang dirasakan pemuda ini. Seakan alam menuntutku untuk menjadi manusia yang produktif. Dan dunia yang bekerja keras setiap hari sangat kontras dengan karakterku yang malas. Malas seakan sudah menjadi penyakit dalam diriku. Sempat terbersit di benakku akan melewati lorong waktu dan menjadi anak kecil lagi. Anak yang belum tahu kerasnya dunia. Anak yang belum mempunyai tanggungjawab yang besar. Dan anak yang hanya ingin bermain. 

Bermain sepak bola di lapangan bersama teman-teman masa kecilku. Menggiring dan menggocek bola dengan senangnya sampai membobol gawang lawan. Atau mungkin bermain main layang-layang di padang rumput yang terhampar luas yang tepat berada di belakang rumahku.

Cukup. Berhentilah mengigau. Jangan berpikir untuk menjadi anak-anak lagi. Aku sudah dewasa. Ketika aku berpikir untuk kembali ke masa kanakanku, itu tidak mungkin. Tetapi jika tetap terus memaksa, aku akan menjadi seorang pemuda yang bersifat kekanak-kanakan.

Melihat teman-teman kuliahku yang lain, seolah dikejar oleh bom waktu yang siap meledak kapan saja jika tidak lulus dengan waktu normal. 


Saat melihat teman-temanku berjuang untuk dirinya, aku seperti hanya seekor siput yang berjalan lamban dan hanya bisa melihati mereka semua bekerja. 


Ibuku pernah mengatakan, "Tidak ada kata terlambat untuk belajar". Yang diejawantahkan itu terlambat belajar hanyalah orang-orang yang sudah mati. Ibuku pun saat ini masih belajar. Entah belajar tentang apa. Pertanyaannya sekarang bukan masalah belajarnya, tapi lulus dari kapus. Sampai kapan aku menjadi budak intelektual. Itu pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh aku sendiri. Orang yang menjalaninya.


Sayangnya, tidak ada orang yang mau terlalu mengerti dengan keadaanku seperti ini. 


Senja akan segera berlalu. Semoga dilema saat ini menjadikanku manusia yang terus bisa berpikir.



Malang, 9 November 2013 


 

Tuesday 22 October 2013

How Bullshit Are You?


Sudah sembilan tahun telah bapak presiden SBY memimpin Indonesia. Memimpin negeri dengan ribuan gugusan pulaunya. Memimpin negeri yang kaya ini. Dan menjadi pemimpin untuk generasi-generasi penerus negeri ini. 
Tidak dirasa pula perubahan-perubahan yang dilakukan sang bapak presiden setelah memimpin negeri ini. 

Artinya tinggal satu tahun lagi Pak SBY memimpin Indonesia dan kemudian diganti dengan presiden baru dengan maksud dan tujuan yang berbeda-beda pula. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan atau perubahan apa yang dilakukan presiden selanjutnya untuk Indonesia.

Politik tidak lebih adalah permainan terbesar dalam bisnis omong kosong.

Industri artifisial penuh kosmetik yang pernah ada di dunia. Sebagaimana bisnis omong kosong dijalankan, mereka harus berdiri diatas ribuan omong kosong agar omong kosong tersebut menjadi sebuah sesuatu yang bisa dijual dengan manis, dan dibeli dengan larisnya oleh para pemilih. Kalian boleh saja tidak sependapat. Silahkan. 

Menurut survey, diseluruh dunia, kita bahkan punya kepala negara yang dituduh secara serius oleh media massa telah menggelar pesta seks, mempekerjakan gadis-gadis pekerja seksual, tapi dia tetap memenangi pemilihan umum. 

Kita juga punya kepala pemerintahan yang hidup serumah dengan wanita diluar ikatan pernikahan, bangga menunjukkan ke rakyatnya, mempertontonkan sesuatu yang boleh jadi merupakan skandal besar di negara lain, tapi atas nama demokrasi, dia justru memenangi pemilihan umum di negaranya, dan pasangan wanita diluar nikahnya menjadi ibu negara, wanita paling terhormat di negeri tersebut. Di sebuah negara, ada bahkan pemimpin yang jelas-jelas mendukung kaum homo, lesbian, bahkan mengangkat menteri-menterinya dari kaum homo tersebut, dan mereka tetap memenangi pemilu di negaranya masing-masing. Ajaib. Mereka punya catatan buruk dibanding kita. 

Tetapi mereka tetap bisa menjual bisnis omong kosongnya. Menjadi presiden atau menteri. 

Jadi kalau anda homo atau mempunyai catatan-catatan buruk, dan anda jago sekali menjual omong kosong anda, bisa jadi besok lusa kita akan punya catatan seorang presiden homo pertama di dunia dalam zaman demokrasi modern di sebuah negara, yaitu negara Indonesia. Jadi kenapa tidak? Saya ulangi, kenapa tidak?

Pertanyaannya sekarang adalah HOW BULLSHIT ARE YOU?




Malang, 22 Oktober 2013



Terinspirasi dari novel "negeri diujung tanduk" tere liye

Thursday 3 October 2013

Makna Tarian 4 Etnis

tarian 4 etnis

 

Sedikit Makna tentang Tarian 4 Etnis

Tarian 4 etnis adalah tari kreasi yang melambangkan kebesaran etnik yang ada di wilayah Sulawesi Selatan.

Sulawesi Selatan mempunyai empat suku besar didalamnya yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Toraja, suku Mandar.
 Keempat etnik tersebut merupakan suku yang telah lama mendiami Sulawesi Selatan dan sudah menjadi corak kekayaan dan keragaman budaya.





Masing-masing suku di daerah ini, dapat di bedakan dari segi bahasa, kostum yang meliputi cara berpakaian dan warna khas baju, sarung serta ciri tariannya. 
Kesatuan etnik inipula yang mengapresiasi para seniman, terutama yang bergerak dibidang seni tari untuk menciptakan tari empat etnis. 





Tari empat etnis ini merupakan penggabungan beberapa tari dari setiap suku, dan dikenal dengan nama tari pa’rimpungang.





Tari 4 etnis memadukan beberapa tarian seperti tari Pakarena dari etnis Makassar, tari Pajoge’ dari etnis Bugis, tari Pa’gellu dari Toraja dan tari Pa’tuddu dari daerah Mandar. 

Tuesday 10 September 2013

Natal di Penanjakan

Jumat malam, 24 Desember 2012, kami ber-10 yaitu, Aldri, Adi, Ipung, Iping, Ifa, Fira, Al, Nuha, Nirma dan saya sendiri sedang ngopi (ngoblor pintar) di salah satu cafe daerah soekarno-hatta. Suasana cafe yang klasik. Tidak ada topik menarik yang sedang kami bicarakan. Kemudian Aldri di depanku mengusulkan untuk ke penanjakan sekaligus merayakan natal sambil melihat sunrise dari atas. Saat itu jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Akhirnya semua mengamini, "Daripada nda ada dibikin haha", kata temanku yang lain. Setelah itu kami ke kosan masing-masing untuk menyiapkan jaket dan apa saja yang harus dibawa.

Kami start dari kontrakan Al-Kautsar 58 sekitar pukul 00.00. Ada 5 motor yang kami kendarai. Semuanya motor matic haha. kami berjalan santai melewati jalan di daerah dinoyo. Arus lalu lintas lengang, maklum jam 12 malam. Lampu jalan menyinari motor kami. Terlihat masih banyak penjual nasi goreng pinggir jalan yang masih berjualan. Memasuki daerah Soehatt kami singgah di salah satu supermarket, yah pastinya untuk membeli bekal selama perjalanan. Banyak sekali yang mereka beli, terutama cewenya. 

pemandangan, penanjakan, bromo, tengger, semeru, bukit
Penanjakan
Perjalanan kami lanjutkan. Tidak ada yang tahu pasti jalur menuju penanjakan, hanya Aldri dan Iping, itupun lupa-lupa ingat. Di tengah perjalanan di daerah lawang, salah satu motor yang kami kendarai bannya meletus (Aldri feat Nirma). Di tengah jalan yang sepi hanya beberapa mobil truk yang terus melintasi jalan protokol yang lengang. Untung saja saat itu ada satu tambal ban yang masih buka.

Akhirnya kami melanjutkan perjalanan melalui jalur desa nongko jajar. Jalan melalui desa itu sangat sepi, lebih sepi daripada jalan yang kami lewati barusan. Tidak ada lampu jalan sepanjang jalan itu. hanya bulan dan bintang yang menerangi. Pemandangan dari nongko sangat indah. Melihat kota Malang dari atas dengan kerlap kerlip lampunya.

Jalan yang kami lalui berbukit-bukit sehingga motor, apalagi motor matic, lumayan harus berjuang keras untuk jalan. Belum lagi banyak jalan yang berlubang-lubang. Kami melewati hutan yang sangat gelap. Ada banyak juga pengguna motor yang ingin ke Penanjakan. Kami saling bertegur sapa meskipun tidak mengenal satu sama lain. Setelah perjalan kurang lebih memakan waktu sampai 3 jam, akhirnya kami sampai di portal penanjakan. Ada banyak sekali mobil jeep yang parkir disitu. Mengantar turis luar dan dalam negeri. Karena peraturan melarang mobil pribadi masuk di daerah penanjakan, akhirnya pengunjung yang ingin masuk harus menyewa mobil jeep.

Setelah memarkir motor, kami berjalan menaiki tangga menuju puncak. Banyak sekali pengunjung, terutama pengunjung dari luar negeri yang sekaligus merayakan natal di atas puncak. Benar sekarang tanggal 25 Desember. Suasana di atas puncak sangat dingin, mungkin mencapai 10 derajat atau bisa lebih dari itu. Masih sangat gelap disana. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Kami menunggu matahari yang terbit sambil mengobrol di kursi panjang. Ngobrol apa saja sembari membuang waktu.


Ingatlah hari ini


Masih setengah lima pagi. Dingin rasanya seperti menembus jaket. Orang lain berkumpul mengambil tempat yang paling strategis untuk dapat gambar yang bagus. Ada yang menaiki pagar bahkan ada yang menuruni pagar. Kami tidak mau kalah. Daripada duduk tambah dingin, akhirnya saya dan teman-teman yang lain jalan.

Matahari mulai muncul  dari arah timur. Sontak orang-orang berfoto. Kami pun seperti itu, tidak mau ketinggalan untuk berfoto bersama indahnya matahari terbit di Penanjakan. Lama berkeliling mencari spot yang bagus untuk foto, salah satu temanku "nirma" bertemu dengan salah satu pesulap terbaik yang pernah ada di Indonesia, tidak lain tidak bukan Mr. Tarno.... -_-".............

Dari atas bukit penanjakan kami dapat melihat indahnya gunung bromo sampai gunung semeru. Melihat indahnya samudra awan tepat berada di bawah kami. Meskipun kabut sedikit menyelimuti pandangan kami. Melihat luasnya lautan pasir yang terhampar luas di bawah.

Puas dengan pemandangan dan berfoto bersama, kami memutuskan beristirahat. Kami singgah untuk makan jagung bakar. Katanya sih jagung bakar khas pananjakan, tapi sama saja dengan jagung bakar yang lain. Mungkin khas karena di bakarnya di penanjakan haha....

Perjalanan pulang. Terlihat dari raut wajah teman-teman begitu kecapean. Bahkan ada yang hampir terjatuh karena tidak tidur semalam. Kami pulang ke Malang melewati jalur probolonggo yang memakan waktu hampir 4 jam. Panas matahari di kota ini sangat terik. Jalan sangat ramai dipadati kendaraan roda 2, roda 4, dan banyak roda 10 haha. sangat sering kami berhenti sejenak karena capek. Akhirnya tepat setelah adzan dhuhur kami sampai di kos masing-masing. Melelahkan memang, tapi perjalan yang sangat menarik.


pemandangan, bukit, penanjakan, bromo, tengger, semeru
Pemandangan dari Penanjakan


Di perjalanan kali ini bukan hanya puas melihat indahnya pemandangan, tepat berada di atas samudera awan atau melihat hamparan lautan pasir bromo. Tapi lebih dari itu, kami saling mengenal lebih baik, susah senang bersama, menjalin rasa kekeluargaan yang kuat, pertemanan yang makin lama makin baik, dan mungkin ada rasa yang tak terlupakan dari kita semua. Natal di Penanjakan.

Sekian... 



Malang, 10 September 2013

Thursday 22 August 2013

Perahu Pinisi, Perahu Tradisional yang Mendunia

perahu,pinisi,tradisional,sulawesi,selatan
perahu pinisi

Sejak dahulu pelaut bugis makassar dikenal sebagai pelaut yang ulung. Mereka sangat piawai dalam mengarungi lautan dan samudera luas hingga ke berbagai kawasan di nusantara bahkan sampai keluar negeri dengan menggunakan perahu pinisi. 

Perahu pinisi memiliki corak dan keunikan yang tidak dimiliki perahu di belahan dunia manapun. Keunikan tersebut sekaligus menunjukkan keahlian para pembuat perahu pinisi. Khususnya dalam merangkai dinding kapal. Rangkaian kapal bisa tersusun rapi meskipun harus dibuat dalam diseain yang melengkung. Malah yang lebih mengherankan lagi karena dalam proses pembuatannya lebih dulu disusun papan atau dinding dibandingkan rangka atau tulang.

Dikisahkan di dalam naskah lagaligo bahwa perahu pinisi sudah ada sejak abad ke-14. 


Perahu pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, putra mahkota kerajaan luwu. Bahan untuk membuat perahu tersebut diambil dari pohon welengreng (pohon dewata) yang terkenal sangat kokoh dan tidak mudah rapuh. Namun, sebelum pohon itu ditebang, terlebih dahulu dilaksanakan upacara khusus agar penunggunya bersedia pindah ke pohon  lain. 

Sawrigading membuat perahu tersebut untuk berlayar menuju negeri Cina hendak meminang putri mahkota bernama We Cudai. Kemudian Sawerigading berhasil memperistri puteri We Cudai. Setelah beberapa lama menetap di Cina, Sawerigading rindu kampung halamannya. Dengan menggunakan perahunya yang dulu (Perahu Pinisi) ia berlayar ke Luwu. Tapi, ketika parahunya memasuki perairan Luwu, tiba-tiba gelombang besar datang dan menghantam perahunya hingga pecah. Pecahan - pecahan perahunya terdampar ke 3 (tiga) tempat di daerah Bulukumba, yaitu di desa Ara, Tanah Beru, dan Bira. Oleh masyarakat di 3 desa tersebut bagian - bagian perahu itu kemudian dirakit kembali menjadi sebuah perahu yang megah dan dinamakan Perahu Pinisi

Hingga saat ini Bulukumba dikenal sebagai produsen Perahu Pinisi, dan kemudian mereka membagi tugas dimana Orang dari desa Ara sebagai pembuat rangka perahu, orang Tanah beru sebagai penyempurna perahu dan orang Bira sebagai Nahkoda perahu.

Itulah sekilas tentang Perahu Pinisi. Semoga bisa bermanfaat. Demikian.

Wednesday 24 July 2013

FPI dan Aksi Kontroversinya

FPI atau Front Pembela Islam adalah sebuah oraganisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. Selain beberapa kelompok internal, yang disebut oleh FPI sebagai sayap juang, FPI mempunyai kelompok Laskar Pembela Islam, kelompok para militer dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi penertiban (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam teruatama pada bulan Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan. 

Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena aksi-aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi yang berujung pada kekerasan sering diperlihatkan dalam media massa. FPI di deklarasikan pada 17 Agustus 1998 di halaman pondok pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat di selatan Jakarta oleh sejumlah habaib, Ulama, Mubaligh, dan aktivis muslim yang disaksikan ratusan santri yang berasal dari jabodetabek. 

Sudah banyak aksi kontroversial yang dilakukan oleh organisasi ini mulai dari rusuh larangan Lady Gaga manggung di Indonesia, juru bicara FPI Munarman menyiram Sosiolog UI Thmrin dan masih banyak lagi aksi kontroversi lainnya. 


Banyak kecaman dari berbagai lapisan masyarakat terhadap ulah FPI selama ini pun tidak terkecuali Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono. Berbicara saat menghadiri acara buka puasa bersama bersama anak yatim piatu di Kemayoran, Jakarta Pusat, minggu malam (21/7), Presiden menyesalkan aksi-aksi kekerasan yang muncul mengatasnamakan agama. "Harus dicegah konflik atau benturan horizontal, dan dicegah untuk tidak ada elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan aksi-aksi kerusuhan dan kerusakan. Di negara ini, ada hukum dan tatanan yang berlaku. Tidak boleh ada elemen manapun yang menjalankan hukum di tangannya sendiri kecuali penegak hukum" ujarnya.

Presiden mengecam adanya kelompok masyarakat yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama Islam. Karena Islam menurutnya, melarang adanya tindak main hakim sendiri. Beliau juga menegaskan, sebagai seorang muslim, ia sangat berkeberatan kalau agama Islam disalahtafsirkan dan juga disalahgunakan. Ia mengingatkan, Islam menyukai kedamaian dan kasih sayang diantara sesama.


Akibat begitu banyak aksi dan ulah FPI yang dirasa banyak merugikan, FPI terancam dibubarkan oleh pemerintah. Mengingat FPI berkali-kali membuat kerusuhan dan kerusakan yang merugikan masyarakat. 


Pembekuan FPI bisa dilakukan jika pemerintah berpaku pada UU Ormas yang baru saja disahkan oleh DPR. "UU Ormas sudah mengatur soal itu, tapi lewat mekanisme dan prosedur yang panjang sebelum kemudian pemerintah melalui kemendagri yang mempunyai kewenangan untuk memberikan sanksi. Jadi itu prosesnya sangat panjang karena UU Ormas sangat demokratis sekali dari sisi itu". Ungkap salah satu anggota DPR.

Kalau menurut saya mungkin karena tuah sebagai negeri dengan masyarakat sangat religius, di negara ini segala hal, segala persoalan, akan serta merta dikaitkan dengan instansi tertinggi, yaitu instansi akhirat. Ini konsekuensi lain ketika kontrol sosial dijalankan atas semangat membereskan moral individu-individu agar mereka nanti tidak repot di akhirat karena digolongkan sebagai pendosa. 

Kita sudah sama-sama ketahui, pemikiran ini menghasilkan aksi sweeping, penggerebekan, pengeroyokan, pemblokiran oleh kelompok individu kepada kelompok individu lain karena dianggap melakukan sesuatu atau berjalan diluar ketetapan jalur akhirat. Pada sisi lain, abstraknya soal akhirat itu pula membuatnya mudah diputar balikkan. Yang paling miris tentulah kekerasan yang dilakukan dengan mengatasnamakan agama tertentu.


front,pembela,islam,aksi,kontroversi
FPI


Front Pembela Islam hari ini saya melihat antara ideologi Islam Primordial atau Islam Anarkis. Di satu sisi mereka menginginkan Islam seperti dijaman Nabi Muhammad, mengikuti hanya perintah dan perilaku Nabi Muhammad, selain dari itu adalah bid'ah. Di lain hal jika ada kelompok individu yang tidak menjalankan syariat Islam seperti apa yang di ajarkan Nabi maka akan istilahnya didikriminasi oleh kelompok FPI ini. 


Ibarat buku, mungkin zaman para nabi sudah tutup buku. Yang ada sekarang adalah ilusi, dari ilusi kenabian sampai ilusi pencerahan.

Ada satu cerita teman di Bali. Sautu saat ada seorang anggota FPI sedang naik taksi menuju hotel tempatnya menginap. Di dalam mobil sopir taksi sedang memutar lagu barat, kemudian sang anggota FPI berkata, "Bisa kamu matiin lagunya gak? di zaman nabi gak ada musik apalagi lagu barat". Lalu si sopir taksi mematikan musiknya, kemudian memberhentikan mobilnya dan berkata. "Silahkan anda turun, karena di zaman nabi tidak ada taksi. Tunggu saja unta lewat".


Sunday 21 July 2013

Kisah Si Gadis Buta


Inilah sepenggal kisah tentang seorang perempuan yang memiliki kekurangan cacat mata atau buta. Dia punya seorang pacar yang sangat baik kepadanya, tapi pada akhirnya mereka pun berpisah. Nah, ini kisahnya 

Cekidot.... :D 
gadis buta

Pada suatu ketika, ada seorang gadis buta. Dia dibenci semua orang kecuali pacarnya.

Pada suatu hari gadis ini berkata kepada pacarnya, "Aku mau menikah denganmu, jika aku sudah melihat".
Di suatu hari, ada seseorang yang mau mendonorkan matanya kepada gadis buta ini. 
Setelah gadis itu bisa melihat, dia terkejut karena pacarnya ternyata juga buta.
Lalu pacarnya si gadis buta bertanya, "Maukah kamu menikah denganku ?"
Si gadis buta menjawab, "Aku tidak mau menikah dengan orang buta!"

Lalu pacarnya tersenyum dan pergi sambil berkata, "JAGA MATAKU BAIK - BAIK YA..."