Untuk pecinta film, siapa yang tidak mengenal Angelina Jolie yang sering muncul ke layar kaca sebagai pemeran utama dan paling mencolok. Muncul Dengan acting yang bagus dan paras yang anggun, tidak ada yang menolak jika banyak yang menyebut Angelina Jolie itu sosok wanita yang sempurna. Atau penyanyi Taylor Swift dengan tubuh tinggi ramping, hidung mancung dan berambut pirang menyanyi diatas panggung dengan penuh pesona. Dan sudah pasti tidak ada yang menolak jika mengatakan Taylor Swift adalah salah satu istri idaman.
Sadar atau tidak sadar, saat ini, kita sudah masuk pada era informasi. Arus kuat peradaban yang memaksa kita untuk mengkonsumsi informasi yang ada di media dewasa ini. Salah satu tujuan dari globalisasi, persamaan persepsi, “Siapa yang menguasai informasi, dia akan menguasai dunia”, semboyan inilah yang menjadi landasan orang-orang yang punya kepentingan untuk menyamakan persepsi semua orang; propaganda.
Propaganda memang menjadi alat yang sangat ampuh untuk mempermainkan pemikiran ataupun pendapat seseorang. Apalagi di zaman teknologi informasi ini banyak jalan untuk menjalankan misi propaganda, misalnya, media social, media cetak dan sekarang yang paling ampuh adalah media televisi. Karena indikator keluarga modern setidaknya punya satu televise dirumah. Dengan kekuatan seperti itu, propaganda-propaganda yang diluncurkan akan mudah diserap dan dikonsumsi tanpa harus dicerna oleh masyarakat umum.
Jika kita melihat ke pedalaman dunia yang belum dimasuki oleh media-media propaganda, maka kita akan melihat banyak, menurut persepsi kita, cantik itu unik. Saat anda berjalan-jalan ke utara Thailand, anda akan mendapati wanita berleher panjang. Mereka memanjangkan leher menggunakan kumparan/gelang kuningan sejak berusia lima tahun. Setiap kumparan/gelang kuningan ini akan berganti dengan yang lebih panjang secara berkala. Berat kumparan kuningan tersebut yang mendorong tulang selangka turun dan menekan tulang rusuk sehingga membuat leher menjadi lebih panjang. Kumparan ini tidak akan dilepas, kecuali jika ingin diganti dengan yang lebih panjang. Wanita suku Kayan melakukan itu dengan alasan kecantikan. Cantik itu yang berleher panjang.
Menjadi cantik versi suku Mursi di Ethiopia juga terbilang unik. Mereka menilai kecantikan seorang wanita dari seberapa lebar ukuran mulutnya. Semakin lebar ukuran mulut seorang wanita, maka semakin cantiklah dia. Tradisi meregangkan bibir ini disebut ‘labret’. Wanita suku ini mulai memperbesar ukuran mulutnya pada usia yang amat belia, yakni 13 hingga 16 tahun. Caranya pasti sangat sakit, karena bagian bawah mulut diiris sepanjang 1 sampai 2 cm lalu dimasukkan piringan bulat kedalam irisan luka tersebut. Setelah 2 atau 3 minggu, piringan tersebut diganti dengan ukuran yang lebih besar hingga mencapai 10 sampai 15 cm bahkan ada yang hingga 25 cm. Piring di mulut para wanita suku Mursi ini menandakan bahwa mereka memiliki daya tahan tubuh yang kuat, kedewasaan dan kecantikan. Jadi, menurut suku Mursi, cantik itu yang bermulut lebar. Dan masih banyak lagi bagaimana yang dikatakan cantik di dunia ini.
Kembali ke persoalan persepsi, sejarah munculnya propaganda dapat dimulai dengan membahas operasi propaganda pertama yang dilakukan oleh pemerintahan modern, yaitu pemerintahan Wodrow Wilson. Dia memenangkan pemilihan presiden tahun 1916 dengan platform “Perdamaian Tanpa Penaklukan”. Itu terjadi ditengah berkecamuknya Perang Dunia I. Rakyat Amerika waktu itu sangat anti perang dan merasa tidak ada alasan untuk terlibat dalam perang Eropa. Mereka kemudian membentuk komisi propaganda pemerintah. Komisi ini meraih sukses dalam waktu singkat mengubah masyarakat menjadi massa yang histeris dan haus perang.
Tidak usah sampai membahas propaganda perang. Sedari kecil, anak-anak, khususnya perempuan, sangat suka bermain boneka berbie. Mata berwarna biru, hidung mancung, tubuh ramping dan rambut pirang itu adalah persepsi cantik. Diluar daripada kriteria itu, bisa dikatakan wanita tidak cantik ataupun jelek. Salah satu metode propaganda yang terbilang sukses sampai sekarang. Sejak kecil pemikiran kita sudah ‘dikontrol’ secara fundamental. Dan setelah dewasa, kita akan cenderung melihat perbedaan itu adalah sesuatu yang unik bahkan aneh.
Sekarang, hampir semua negara-negara bisa membaca metode seperti itu, dan digunakan untuk mengangkat budaya masing-masing. Setelah Eropa sudah berhasil dengan mempengaruhi pemikiran masyarakat bahwa cantik itu adalah yang berambut pirang, hidung mancung, tubuh ramping dan bermata biru. Kini negara Korea juga mulai ikut menghegemoni budaya-budaya dunia dengan budaya Korea. Di Jepang bahkan jauh sebelum itu, dengan jargon “men-jepang-kan dunia”. Terbukti sekarang mampu meng-hegemoni dunia dengan propaganda-propagandanya.
0 comments:
Post a Comment