paulo freire |
Pendidikan Kaum Tertindas dari Kesadaran Naif Menuju Kesadaran Kritis
Paulo Freire Seorang Filsafat Pendidikan
Hidup tanpa ilmu bagaikan malam tanpa bintang, begitulah
kiranya pribahasa yang kita dapatkan pada waktu kita masih menjadibagian dari
obyek ilmu pengetahuan teoritis tanpa memiliki sebuah kesadaran.
Paulo Freire adalah tokoh pendidikan yang penuh dengan
misteri yang menyelimuti pemikiran pendidikannya. Dilahirkan di Brasil, 19
September 1921. Beliau dikenal sebagai mahaguru dalam pendidikan yang sangat
memberdayakan kaum tertindas dan petani miskin. Kemampuan Freire dalam bidang
pendidikan yang memberi pencerahan sadar
politik dan sadar berfikir kritis membuat dia ditunjuk sebagai direktur Program
Nasional Pemberantasan Buta Huruf Brasil pada 1963. Kakanda ini juga sempat
diasingkan dalam penjara atas tuduhan “subversi” pada saat Brasil mengalami
junta militer. Dan pada saat kebebasannya, Freire dan kawan kawannya mendirikan
Partai Buruh Berhaluan Kiri.
Menurut Freire, fitrah manusia sejati adalah pelaku (subyek)
bukan penderita (obyek). Bagi Islam, fitrah manusia adalah suci, merdeka,
khalifah. Memposisikan diri sebagai “memanusiakan manusia” atau humanisme.
Terdapat 4 pengertian mengenai humanisme: Humanisme menurut liberalisme barat,
Humanisme menurut marxisme, Humanisme menurut eksistensialis, dan Humanisme
menurut Agama Islam.
Bagi Paulo Freire, humanisme lewat pendidikan adalah sebuah
politik pembebasan manusia dengan cara membongkar kesadaran manusia itu
sendiri.
Manusia harus mengetahui bahwa dunia dan realitas hidup ini ‘bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dan dengan begitu harus diterima apa adanya’ sebagai suatu takdir atau nasib yang tidak boleh kita kritisi sama skali. Hal inilah yang membuat Freire mengkritisi cara pemikiran yang demikian.
Singkatnya Freire menginginkan perlunya sikap Orientatif yang merupakan pengembangan bahasa fikiran yakni cara berfikir yang menyadari keberadaannya. Manusia adalah tuhan atas dirinya senfiri, dan karena itu fitrah manusia adalah merdeka. Itulah tujuan akhir dari upaya humanisasinya Freire.
Manusia harus mengetahui bahwa dunia dan realitas hidup ini ‘bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dan dengan begitu harus diterima apa adanya’ sebagai suatu takdir atau nasib yang tidak boleh kita kritisi sama skali. Hal inilah yang membuat Freire mengkritisi cara pemikiran yang demikian.
Singkatnya Freire menginginkan perlunya sikap Orientatif yang merupakan pengembangan bahasa fikiran yakni cara berfikir yang menyadari keberadaannya. Manusia adalah tuhan atas dirinya senfiri, dan karena itu fitrah manusia adalah merdeka. Itulah tujuan akhir dari upaya humanisasinya Freire.
Gagasan pendidikan Kanda ini adalah pendidikan yang
berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri.
Pengenalan yang melibatkan unsur obyektif dan subyektif. Kebutuhan obyektif
diperlukan untuk merubah keadaan yang tidak manusiawi karena kemampuan
subyektif digunakan untuk mengetahui terlebih dahulu bahwa sesungguhnya terjadi
kehidupan yang tidak manusiawi.
Freire mengenalkan 3 unsur pendidikan dalam hubungan yang dialektis yaitu
Freire mengenalkan 3 unsur pendidikan dalam hubungan yang dialektis yaitu
-
- - pengajar,
- - pelajar atau anak didik, dan
- - realitas dunia
Jadi, guru adalah subyek aktif dan anak didik adalah obyek
pasif yang penurut yang menjadi bagian dari realitas dunia pendidikan selama
ini yang telah ada dan telah maan. Pendidikan akhirnya bersifat negative dimana
guru memberi informasi yang harus ditelan mentah – mentah oleh murid.
Berikut daftar gaya antagonisme pendidikan yang ditolak oleh
Paulo Freire :
1.
Guru mengajar, murid belajar
2.
G uru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa
3.
Guru berfikir, murid difikirkan
4.
Guru bicara, murid mendengar
5.
Guru mengatur, murid diatur
6.
Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid
menuruti
7.
Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana
bertindak sesuai gurunya
8.
Guru memilih apa yang diajarkan, murid
menyesuaikan diri
9. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan
wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkan dengan kebebasan murid
.
Guru adalah subyek proses belajar, murid
obyeknya
Maka yang dimaksud konsep pendidikan oleh Kakanda Freire
adalah suatu “pedagogy of liberation” yakni proses pendidikan hadap masalah.
Suatu antitesa dari sikap pendidikan gaya antagonis yang lebih mendorong dialog
antara guru dan murid.
Formulasi filsafat pendidikannya dinamakan sebagai pendidikan kaum tertindas. Sistem pendidikan pembaharu ini adalah pendidikan untuk pembebasan bukan untuk penguasaan (dominasia).
Berikut skema pendidikan yang ditawarkan oleh paulo Freire
Tindakan
Kata
= Karya = Praxis
Pikiran
Inti dari proses pembelajaran oleh Kakanda Freire adalah
proses penyadaran. Pendidikan yang aktif
bertindak dan berfikir sebagai pelaku, yang melibatkan diri secara
langsung terhadap suatu permasalahan nyata dalam suasana yang nyata, maka
konsep pendidikan kaum tertindasnya Freire dengan sendirinya akan menumbuhkan
kesadaran.
Pembebasan dan memanusiakan manusia hanya bisa dilakukan dalam artian yang sesungguhnya jika orang tersebut benar – benar berada dalam kondisi yang sadar, menyadari realitas dirinya sendiri dan dunia sekitarnya dengan suatu idealisme yang kuat.
Pembebasan dan memanusiakan manusia hanya bisa dilakukan dalam artian yang sesungguhnya jika orang tersebut benar – benar berada dalam kondisi yang sadar, menyadari realitas dirinya sendiri dan dunia sekitarnya dengan suatu idealisme yang kuat.
Proses penyadaran dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan adalah inti dari ajaran pendidikan kakanda ini. Ada proses
yang utuh dengan selalu memulai dan memulai. Dunia kesadaran seseorang harus
terus dilakukan, berangkat dari “kesadaran magis” terus berproses dari
“kesadaran naif” sampai ketingkat yang dinamakan “kesadaran kritis” dan sampai
pada tingkat kesadaran yang tertinggi yaitu “kesadarannya kesadaran, bagi saya
kesadaran manusia adalah internasionalitas pengalaman akan realitas
(keterlibatan penuh dan sadar dalam suatu proses).
Jadi, menurut saya kesimpulannya adalah pendidikan yaitu proses pembebasan dari sistem yang menindas. Dan hakikat pendidikan adalah proses pembangkitan kesadaran kritis sebagai prasyarat proses humanisasi. Kuncinya adalah sistem pendidikan ini menginginkan konsientisasi atau proses membangkitkan kesadaran kritis.
nice artikel :)
ReplyDeleteterus berkarya ces
ReplyDeleteTindakan paulo freire yang mengubah pendidikan kaum tertindas membuat kita bisa berfikir kritis
ReplyDelete